Rabu, 12 September 2012

Meraih Ketenangan Hati dengan Dzikrullah


Oleh: Rini Srimulyani
25 Syawal 1433 H


Tatkala hati disinggahi ketakutan, keresahan dan ketidakpastian, ingatlah bahwasannya semua itu adalah warna-warni ujian kehidupan. Dan ingatlah, bahwa ketenangan akan hadir setelah itu. Allah Ta’ala berfirman:
الْمُطْمَـِٕنَّةُ النَّفْسُ يَٰأَيَّتُهَا
Hai jiwa (nafsu, diri) yang tenang.” (Q.S. Al-Fajr [89]: 27).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah SWT.  tengah menyapa jiwa-jiwa yang penuh dengan ketenangan. Segala ketenangan yang terlahir dari hati kita adalah cerminan kebahagiaan yang tiada terkira. Ketenangan itu sendiri adalah anugerah luar biasa yang telah Allah ciptakan bagi hamba-hamba-Nya yang penuh dengan ketaatan. Segala bentuk ketenangan itu mampu menciptakan suasana kebahagiaan dalam diri.
Bagaimana ketenangan itu bisa kita dapatkan? Ketenangan dapat kita bangun dengan pondasi-pondasi dzikirullah. Dzikrullah artinya mengingat Allah sepenuh hati, salah satunya dengan menyebut asma Allah. Dalam Al-Qur’an ataupun Hadist, banyak keterangan yang memerintahkan kita untuk senantiasa berdzikir kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
الْقُلُوْبُ تَطْمَـِٕنُّ اللهِ بِذِكْرِ قُلُوْبُهُمْ وَتَطْمَـِٔنُّ الَّذِيْنَءَامَنُوْا
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Q.S. Ar-Ra’du: 28).
Sabda Rasulullah SAW. “Banyak-banyaklah olehmu menyebut Allah atas segala hal, maka bahwasannya tiada amal yang lebih dikasihi oleh Allah selain dari dzikrullah. Dan tiada amal yang lebih dapat melepaskan hamba Allah dari segala kejahatan didunia dan akhirat itu selain dari dzikrullah”.(HR. Ath-Thabrani)
Sejauh mana kita bersungguh-sungguh ingin hidup dengan ketentraman hati, akan terlihat dari berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk mengingat Allah. Ada yang mengingat Allah ketika shalat saja, artinya ia akan selalu gelisah di luar shalat. Ada pula yang ingat Allah hanya ketika ia mendapat ancaman. Bahkan, ada yang sama sekali tidak tahu siapa
itu Allah. Orang yang tidak kenal Allah, sehebat apapun ia, dan sebanyak apapun harta yang dimilikinya, serta setinggi apapun derajatnya di mata manusia, sungguh ia akan selalu dicekam kegelisahan.
Sementara orang-orang yang mendalam pengenalannya terhadap Allah, hatinya selalu tertambat hanya kepada-Nya. Apapun yang ia lihat, ia dengar dan ia rasakan, selalu dikorelasikan dengan Dzat Pencipta alam semesta. Milik Allah semata semua yang ada di langit dan di bumi.(QS. al-Baqarah [2]: 284) Ketika tengah merenungkan ciptaan Allah, ia menghayati benar makna ayat Al-Quran, bertasbih menyucikan Allah semua apa yang ada di langit dan di bumi. Dzikrullah sebagai kunci ketenangan. Maka, tatkala kita lupa pada-Nya hati pun akan terasa kering dan gersang.
Dari ayat dan hadits di atas, jelaslah bahwa memperbanyak dzikrullah dapat melepaskan kita dari segala kejahatan di dunia dan siksa di akhirat kelak. Sebab tidak ada amal yang lebih mendekatkan diri kepada Allah selain dzikrullah.
Jadi, perbanyaklah dzikir pada Allah di manapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun, semoga kita semua mendapatkan ridho-Nya. Aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar