Oleh: Rini Srimulyani
25 Syawal 1433 H
Tatkala hati disinggahi
ketakutan, keresahan dan ketidakpastian, ingatlah bahwasannya semua itu adalah warna-warni
ujian kehidupan. Dan ingatlah, bahwa ketenangan akan hadir setelah itu. Allah Ta’ala berfirman:
الْمُطْمَـِٕنَّةُ النَّفْسُ يَٰأَيَّتُهَا
“Hai jiwa (nafsu,
diri) yang tenang.” (Q.S. Al-Fajr [89]: 27).
Bagaimana ketenangan itu bisa kita dapatkan? Ketenangan
dapat kita bangun dengan pondasi-pondasi dzikirullah. Dzikrullah artinya mengingat Allah sepenuh hati, salah
satunya dengan menyebut asma Allah. Dalam Al-Qur’an ataupun Hadist, banyak keterangan
yang memerintahkan kita untuk senantiasa berdzikir kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
الْقُلُوْبُ تَطْمَـِٕنُّ اللهِ بِذِكْرِ
قُلُوْبُهُمْ وَتَطْمَـِٔنُّ الَّذِيْنَءَامَنُوْا
“Orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat)
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”
(Q.S. Ar-Ra’du: 28).
Sabda Rasulullah SAW. “Banyak-banyaklah
olehmu menyebut Allah atas segala hal, maka bahwasannya tiada amal yang lebih
dikasihi oleh Allah selain dari dzikrullah. Dan tiada amal yang lebih dapat
melepaskan hamba Allah dari segala kejahatan didunia dan akhirat itu selain
dari dzikrullah”.(HR. Ath-Thabrani)
Sejauh mana kita bersungguh-sungguh ingin
hidup dengan ketentraman hati, akan terlihat dari berapa banyak waktu yang kita
gunakan untuk mengingat Allah. Ada yang mengingat Allah ketika shalat saja,
artinya ia akan selalu gelisah di luar shalat. Ada pula yang ingat Allah hanya
ketika ia mendapat ancaman. Bahkan, ada yang sama sekali tidak tahu siapa
itu Allah. Orang yang tidak kenal Allah, sehebat apapun ia, dan sebanyak apapun harta yang dimilikinya, serta setinggi apapun derajatnya di mata manusia, sungguh ia akan selalu dicekam kegelisahan.
itu Allah. Orang yang tidak kenal Allah, sehebat apapun ia, dan sebanyak apapun harta yang dimilikinya, serta setinggi apapun derajatnya di mata manusia, sungguh ia akan selalu dicekam kegelisahan.
Sementara orang-orang yang mendalam
pengenalannya terhadap Allah, hatinya selalu tertambat hanya kepada-Nya. Apapun
yang ia lihat, ia dengar dan ia rasakan, selalu dikorelasikan dengan Dzat Pencipta
alam semesta. “Milik Allah semata semua yang ada di langit dan di bumi.” (QS. al-Baqarah [2]: 284) Ketika tengah
merenungkan ciptaan Allah, ia menghayati benar makna ayat Al-Qur’an, bertasbih menyucikan Allah semua apa
yang ada di langit dan di bumi. Dzikrullah sebagai kunci ketenangan. Maka, tatkala kita lupa pada-Nya
hati pun akan terasa kering dan gersang.
Dari ayat dan hadits di atas, jelaslah bahwa
memperbanyak dzikrullah dapat melepaskan kita dari segala kejahatan di dunia
dan siksa di akhirat kelak. Sebab tidak ada amal yang lebih mendekatkan diri
kepada Allah selain dzikrullah.
Jadi, perbanyaklah dzikir pada Allah di manapun,
kapanpun dan dalam kondisi apapun, semoga kita semua mendapatkan ridho-Nya. Aamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar